Peluang Usaha Mainan Edukatif dan Pemasarannya

Senin, 10 September 2012

Tidak ada orang tua yang ingin atau membiarkan anaknya masuk dalam jurang kebodohan, apalagi kondisi saat ini yang tampak jelas perkembangan dan terus membaiknya, serta meratanya pendidikan tersebar diseluruh wilayah membuat bisnis mainan edukatif anak mendapatkan tempat yang baik disetiap hati orang tua.

Ditambah dengan persaingan yang semakin tinggi dan biaya pendidikan diluar sekolah seperti kursus, private, dan lainnya semakin melambung tinggi, membuat salah satu cara orang tua membimbing dan mendidik anak sendiri dengan dilengkapi mainan edukatif agar proses belajar menjadi kian menyenangkan.

mainan edukasi anak
Didapat dari berbagai artikel dan sumber informasi, diketahui bahwa bisnis mainan edukatif mengalami perkembangan sangat pesat dalam dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya mainan hanya dianggap sebagai pengisi waktu luang si anak. Tetapi ternyata penelitian para ahli membuktikan bahwa apabila didesain dan disajikan dengan baik, mainan bisa mengajarkan anak-anak tentang banyak hal dan melatih organ-organ tubuh mereka. Yang jelas proses belajarnyapun menjadi sangat menyenangkan dan sesuai dengan dunia anak.

Berbekal pengetahuan tersebut dan sekaligus kepedulian kita terhadap mainan berkualitas, kita juga bisa memulai bisnis mainan edukatif. Tidak begitu sulit, kok, mengembangkannya. Keuntungannya juga lumayan. Walaupun namanya "hanya" mainan, ternyata bisnis mainan ini memiliki prospek yang sangat cerah, apalagi didukung dengan pengetahuan marketing berserta fisikologi anak.

Akan selalu ada orang yang memiliki anak. Jika saat ini masih berpacaran, pasangan-pasangan kekasih suatu saat akan menikah dan membangun keluarga. Merekalah yang akan menjadi calon pelanggan usaha kita. Sudah tentu yang bersifat emosional lebih mudah dijual. dikatakan, apapun yang berhubungan dengan anak memiliki sifat emosional. "Akibatnya, jika si anak sudah menyukai suatu mainan, orang tua jarang sekali melakukan tawar-menawar. Barang itu akan langsung dibeli dan diberikan kepada anak," Hal ini umum terjadi.

Orang tua sendiri yang ingin membeli. Ketika sedang berjalan-jalan dan melihat mainan, orang tua akan langsung teringat pada anaknya. Muncullah keinginan untuk membawa pulang mainan tersebut dan melihat raut gembira pada wajah anaknya. "Malah orang tua sering otomatis membelikan mainan untuk anaknya tanpa ingat kebutuhan dirinya sendiri," Itulah yang sebenarnya terjadi.

Mainan disukai semua orang. Baik tua muda, perempuan maupun laki-laki, kalangan menengah ke atas maupun menengah ke bawah, semua menggemari mainan. Lalu bagaimana jika kita ingin memulai bisnis mainan yang mendidik? Yang seperti apa, sih, yang disebut mainan edukatif itu? Selain menghibur, mainan bisa disebut edukatif jika memenuhi kebutuhan anak yang akan dididik. "Melalui mainan itu, kita harus bisa mengajarkan apa yang belum diketahuinya. Kalau anak sudah tahu, fungsi mainan itu jadi berkurang,".

Kemudian, apakah hanya dengan memiliki beragam warna, sebuah mainan lantas bisa dikatakan mainan edukatif? Ternyata tidak juga. Kalaupun ada yang berwarna-warni, mainan edukatif itu dimaksudkan agar anak bisa belajar mengenal warna. "Belajar mengenal huruf bisa saja dilakukan tanpa huruf yang berwarna, kan. Tapi anak-anak memang tertarik dengan warna-warna. Secara naluriah, mereka penasaran, benda apakah yang warna-warni itu."

Untuk mengawali bisnis ini, pertama-tama kita harus menentukan target yang dituju. Kepada siapa kita akan menjual mainan-mainan itu? Target penjualan dapat di tujukan kepada :
  • Individu. Pelanggan individu adalah orangtua yang membeli mainan untuk anak mereka. Pelanggan individual bisa juga kakek, nenek, paman, bibi atau kerabat lain.
  • Sekolah. Sekolah tentu saja membutuhkan mainan edukatif ini untuk tetap bisa mengajarkan hal-hal baru kepada murid dengan cara yang tetap menyenangkan. Salah satu sekolah yang memerlukan mainan edukatif adalah sekolah untuk anak berkebutuhan khusus. Tentunya harus ada pembedaan antara mainan edukatif biasa dan mainan yang diperuntukkan bagi siswa-siswa sekolah ini.
  • Toko. Toko membeli mainan edukatif untuk dijual lagi kepada pelanggan mereka.
  • Tempat penitipan anak. Di sini, anak tidak sekadar menunggu orangtuanya selesai dengan urusan mereka, melainkan juga diajak melakukan berbagai aktivitas seru. Salah satu peralatan esensial di sini adalah mainan edukatif. Sambil mengisi waktu, mereka bisa belajar.
Untuk memasarkan mainan edukatif, bisa diawali dengan memanfaatkan kenalan-kenalan yang ada. "Kita juga bisa menargetkan komunitas, apalagi komunitas ibu-ibu yang memiliki anak,". Kita dapat berjualan di dunia maya (online) atau secara langsung. Jadikan pameran sebagai ajang berpromosi. "Datangi juga sekolah-sekolah secara langsung dan tawarkan produk kita kepada para pengurus,".

Yang jelas mainan anak bisa menjadikan seseorang menjadi usahawan sukses dalam bidang ini, bisa dengan kreativitas mendesain dan menciptakan jenis dan ragam mainan anak, atau membeli dari grosiran berupa produk yang sudah jadi dan menjualnya kembali kepada pasar.

Syarat produk sebagai mainan edukasi anak antara lain yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
  1. Aman dimainkan oleh anak baik dari sisi desain maupun bahan, ini relevan dengan setiap orang tua ingin anaknya jauh dari bahaya atau masalah.
  2. Desain dan permainan relevan dengan mental serta fisikologi anak, Jadi proses belajarnya pun masih dalam dunia anak-anak, bukan metode memaksakan.
  3. Pastikan jenis permainan masih berhubungan erat dengan dunia pendidikan, seperti belajar mengenal warna, mengenal hutuf, mengenal angka, dan lain sebagainya dalam dunia anak-anak.
  4. Sertakan tingkatan umur yang memainkannya, agar orang tua dapat memilih sesuai usia sang anak.
  5. Berfungsi jelas memudahkan bagi orang tua dalam membimbing dan mengajarkan pada anaknya melalui proses bermain itu sendiri.